Electronic Resource
AYAT-AYAT MUTASYABIHAT FI AS-SIFAT DALAM PANDANGAN SALAFI-WAHABI VS ASWAJA NU (Studi Kasus Situs Website Salafi-Wahabi Dan Aswaja NU Populer Indonesia)
Sebagimana sudah lumrah, Salafi-Wahabi adalah suatu kelompok yang memiliki ikon kembali pada al-Qur’an dan Hadits sedangkan Nahdlatul Ulama adalah kelompok yang nampak bertentangan dengannya. Bagi NU pemahaman kembali pada Qur’an dan Hadits jika tanpa perantara para Ulama’ boleh jadi akan menyesatkan. Salafi-Wahabi dan NU, keduanya sama memiliki media atau situs sebagai akses informasi, dari situ mereka menyampaikan gagasan, pemikiran serta prespektip pemikiran tentang satu tema ke tema lainnya dengan mudah. Diantara tema pembahasan dari keduanya yang memiliki ketertarikan dimata penulis adalah tentang ayat Mutasyābihāt Fi Aṣ-Ṣifat.
Oleh karenanya, penelitian ini mencoba untuk mengungkapkan beberapa pendapat dari Salafi-Wahabi dan Aswaja NU tentang ayat Mutasyābihāt Fi Aṣ-Ṣifat di berbagai situs atau websitenya, dengan itu penelitian ini menjadikan situs website sebagai sumber primer dan menjadikan referensi Ulum al-Qur’an lainya sebagai sumber sekunder.
Melalui pendekatan kualitatif dengan metode komparatif membuat penelitian ini memiliki kesimpulan ; Salafi-Wahabi yang cenderung memaknai teks secara dhahir membuat ia memaknai ayat Mutasyābihāt Fi Aṣ-Ṣifat sesuai dengan teks aslinya, semisal : Istiwa bermakna bersemayam, Yadullah bermakna tangan Allah, Wajhullah bermakna wajah Allah secara hakiki dan A’yun bermakna mata Allah. Hal itu berbeda dengan NU, NU yang berpijak pada ayat memilih untuk men ta’wīl beberapa ayat yang berkonotasi jismiyah, semisal : Istiwa bermakna mengawasi (istaula) atau mengawasi secara mutlak (Qaharo), Yadullah bermakna Karunia atau nikmat , dan Wajhullah bermakna; pertama : arah qiblat, bermakna niat dan qashad dan bermakna keridhaan Allah.
.
1510100046 | 15 UMA a 046 | Perpustakaan Universitas Nurul Jadid | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Koleksi Digital |
Tidak tersedia versi lain