Electronic Resource
SRTRATEGI DAKWAH KH. MOH HEFNI MAHFUDZ PADA PENGHAFAL AL-QUR'AN DI WILAYAH ZAID BIN TSABIT (K)
A. Abstrak
Strategi adalah suatu seni merupakan pertempuran,strategi, rencana jangka
panjang untuk dicapai suatu tujuan. jadi secara umum strategi adalah suatu cara yang
dilaksanakan terhadap suatu pemimpin untuk mencapai tujuan. Strategi sering kali
didengar dalam dunia bisnis, manajemen ekonomi.Bahkan tidak jarang dalam dunia
politik.karena keluasannya, istilah ini belakangan digunakan juga oleh bermacammacam
bidang, termasuk juga dalam dunia dakwah.
Menghafal Al Qur’an adalah aktifitas catat apa yang dibaca dan dipahami.
Setelah itu output dari hafalan itu baru bisa dibuktikan dengan cara didemonstrasikan
bizhohril ghaib (tanpa melihat mushaf Al Qur’an). Menghafal Al-Qur’an merupakan
kegiatan untuk mentrasformasikan redaksi ayat-ayat Al Qur’an ke dalam memori.
Semua rekaman tersebut mencakup apa yang dilihat, dibaca, huruf demi huruf,
letaknya, posisinya, waqafnya, dan lain sebagainya. Semuanya dipotret sesuai dengan
tingkat kemampuan dan kekuatan daya ingat.
Keberadaan Kiai dalam pesantren sangat sentral sekali. Suatu lembaga
pendidikan Islam disebut pesantren apabila memilki tokoh sentral yang disebut Kiai.
Sedangkan Pemangku merupakan sebutan yang diberikan kepada Kiai yang berada di
wilayah satelit yang berada di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo.
Dalam penelitian awal, peneliti menemukan beberapa permasalahan santri
bahkan pengurus yang tidak mengikuti kegiatan hafalan al-qur’an, karena beberapa
faktor antara lain: malas, ketiduran serta kurangnya rasa kesadaran akan pentingnya
melaksanakan menjaga dan melestarikan al-qur’an.
Jenis metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti
status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Strategi dakwah Pemangku sangat dibutuhkan dalam starategi dakwah pada
penghafal al-qur’an di Wilayah Zaid Bin Tsabit. Karena pemangku merupuakan figur
yang harus diteladani oleh para santri. Pemangku dalam melaksanakan program salat
berjamaah, juga didukung oleh pengurus wilayah. Salah satunya dengan cara
pengurus selalu aktif melakukan hafalan al-qur’an, agar santri nantinya memilki rasa
keasadaran untuk melaksanakan, menjaga dan kesadaran melestarikan al-qur’an.
1510400345 | 15 MOH s 345 | Perpustakaan Universitas Nurul Jadid | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Koleksi Digital |
Tidak tersedia versi lain