Electronic Resource
Tafsir ayat-ayat kaum tertindas dalam perspektif Abdurrahman Wahid (Telaah buku Islamku, Islam kita, Islam Anda)
Melihat adanya realita saat ini kekejaman mulai merajalela di dunia kita,
perlu kita ketahui bagaimana cara mengatasi ketertindasan di tinjau dari sisi ilmu
tafsir. Dalam penelitian ini, peneliti memiliki tokoh ulama (KH. Abdurrahman
Wahid (Gus Dur)) untuk menemukan pertanyaan dari apa yang peneliti cari. Gus
Dur merupakan tokoh ulama yang di akui ke ilmuannya dan memiliki pemikiran
netral tanpa berpihak yang satu dengan yang lain.
Dalam penelitian ini, penulis mengkaji bagaimana pendapat Abdurrahman
Wahid tentang tafsir ayat-ayat kaum tertindas dalam perspektif Abdurrahman
Wahid (Telaah buku Islamku Islam Anda Islam Kita). Dan bagaimana penafsiran
dan pandangan Abdurrahman Wahid secara umum?
Penelitian yang digunakan adalah metode library research, Data utama di
dalam penelitian ini adalah surat an-Nisa’ ayat 97-99 dalam pandanga
Abdurrahman Wahid. sementara, data pendukung dalam penelitian ini adalah halhal yang terkait dengan penafsiran dan pandangan kaum tertindas.
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pendapat Abdurrahman
Wahid terhadap ayat-ayat kaum tertindas yaitu: tidak diperboleh melakukan
penindasan terhadap suatu kelompok mayoritas ataupun minoritas yang dianggap
lemah, karena mereka juga memiliki hak untuk berkembang dan berdampingan
dengan kelompok yang lain. Sedangkan penafsiran Abdurrahman Wahid terhadap
ayat-ayat kaum tertindas dalam surat an-Nisa’ ayat 97-99 berbunyi “udhkulu fi al
silmi kaffah”, Gus Dur menafsirkan kata “al-Silmi” dengan “perdamaian”, agama itu
untuk mendamaiakan, bukan untuk saling memusuhkan dan saling menciderai.
1510100038 | 15 KHO t 038 | Perpustakaan Universitas Nurul Jadid | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Koleksi Digital |
Tidak tersedia versi lain