Electronic Resource
FENOMENA JAHILIAH (SYIRIK) DALAM BENTUK AQIDAH, IBADAH DAN MU’AMALAH (STUDY ATAS KITAB TAFSIR AL-AZHAR DAN AL-MISBAH)
Berdasarkan fenomena yang sering terjadi pada abad modern ini, di mana manusia terlalu mengagung-agungkan kehidupan dunia sehingga lupa bahwa kehidupan itu cuma sementara. Mereka lupa bahwa Allah SWT lah yang berkuasa dan yang menentukan segala-galanya. Keberadaan benda-benda sakti (jimat) di masyarakat kita sudah tidak asing lagi. Jimat merupakan benda atau sesuatu yang dipercayai dapat memberi manfaat, pertolongan, atau kekuatan lain. Sehingga, membuat si pemakai terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Untuk mengetahui bagaimana fenomena Jahliah dalam Aqidah, Ibadan dan Mu’amalah dan kaitan dengan fenomena kehidupan sekarang. 2) Untuk mengetahui Fenomena Jahiliah dalam Aqidah, Ibadan dan Mu’amalah menurut Tafsir al-Azhar dan al-Misbah. 3) Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan Tafsir al-Azhar dan Tafsir al-Misbah tentang Fenomena Jahiliah Aqidah, Ibadan dan Mu’amalah
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Dalam penelitian kepustakaan ini, dalam data yang dikumpulkan dari beberapa kitab Tafsir Al-Azhar dan Al-Misbah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kepustakaan dari kitab Al-Azhar da Al-Misbah. Penelitian Kepustakaan merupakan penelitian yang langsung menelaah dari kitab Al-Azhar dan Al-Misbah dan juga mengambil dari Al-Qur’an dan Al-Hadist yang sekiranya dibutuhkan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Dalam Tafsir Al-Azhar, menjelaskan bahwa yang menyebabkan bangsa Arab akhirnya menyembah berhala dan batu, ialah mereka yang akan pergi meninggalkan kota Mekkah, yang selalu membawa sebuah batu yang diambilnya dari sekitar ka’bah, dengan maksud untuk memperlihatkan kecintaan mereka kepada Mekkah. 2) Menurut M. Quraish Shihab Syirik adalah mempersekutukan sesuatu dengan sesuatu. Dalam pandangan agama, seorang musyrik adalah siapa yang percaya bahwa ada Tuhan bersama Allah SWT atau tunduk kepada selain-Nya. 3) Persamaan dan Perbedaan dalam menafsirkan (Syirik) dalam bentuk Aqidah, Ibadah dan Mu’amalah menurut Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Misbah. a) Dalam menafsirkan ayat Al-Qur’an khususnya tentang Syirik dalam Aqidah, Ibadah dan Mu’amalah, Hamka dan Quraish Shihab sama–sama memberikan penjelasan bahwa Kedzaliman yang mereka lakukan adalah luar biasa besar, karena itu terjadi setelah mereka bertaubat dari kedurhakaan yang lalu. b) Perbedaan Penafsiran Hamka dan Quraish Shihab Tentang Jahiliah Syirik dalam Bentuk Aqidah Ibadah dan Mu’amalah. Corak penafsiran Hamka tentang ayat Syirik (Aqidah, Ibadah dan Mu’amalah) termasuk dalam corak kombinasi, yaitu menggabungkan corak Adhabi Ijtima’i.
141100023 | 14 SUB f 023 | Perpustakaan Universitas Nurul Jadid | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Koleksi Digital |
Tidak tersedia versi lain