Electronic Resource
Peranan Pemberian Pembiayaan BMT SIDOGIRI Dalam Membangun Perekonomian Pedagang Kaki Lima Desa Jangkar Situbondo
ABSTRAK
Arifin, Mohammad Miftahul 2018. Peranan Pemberian Pembiayaan BMT Sidogiri Dalam Membangun Perekonomian Pedagang Kaki Lima di Desa Jangkar Situbondo. Skripsi, Jurusan Ekonomi Syari’ah, Fakultas Agama Islam, Universitas Nurul Jadid. Pembimbing (1) Dr. Umar Manshur, MA Pembimbing (2) Achmad Fawaid M.A, M.A
Kata Kunci: Pemberian Pembiayaan BMT Sidogiri Dalam Membangun Perekonomian Pedagang Kaki Lima.
Praktik ketidakadilan sering terjadi dalam kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia, unsur riba, maysir serta perkara-perkara yang dihukmi haram oleh agama islam sudah tidak lagi menjadi pertimbangan masyarakat, banyak masyarakat berlomba-lomba memperoleh bunga bank sebagai keuntungan. Salah satu solusi untuk mengurangi praktik terlarang dalam kegiatan ekonomi adalah membangun lembaga keuangan berbasis syari’ah, termasuk Baitul Mal wa Tamwil (BMT) Sidogiri Capem Jangkar Situbondo. Berkat hadirnya BMT dengan praktek yang berbasis syari’ah seperti pembiayaan yang berbasis syari’ah tujuannya untuk mengurangi ketergantungan pedagang kaki lima di desa jangkar kepada pihak-pihak bank non islam dan rentenir dimana di dalam pembiayaanya masih berbasis bunga yang bisa mencekik dalam cicilannya sehingga kegiatan perdagangannya tidak berkembang.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana prosedur pembiayaan nasabah di BMT Sidogiri Capem Jangkar Situbondo?. 2) Bagaimana perkembangan perekonomian pedagang kaki lima yang sudah melakukan pembiayaan di BMT Capem Jangkar Situbondo?.
Penelitian ini termasuk dalam kualitatif deskriptif, dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan metode observasi, interview, dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisisnya penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa hadirnya BMT Sidogiri dengan pembiayaan yang berbasis syariah dengan tujuan menghilangkan praktek bunga pembiayaan yang diterapkan bank non syari’ah ternyata dapat membantu dan menjawab keinginan pedagang kaki lima di desa jangkar. Pembiayaan dan praktek-praktek secara syari’ah yang ada di BMT Sidogiri mampu menjawab keinginan para pelaku usaha pedagang kaki lima untuk perkembangan usahanya. Karena sebelum hadirnya BMT, pedagang kaki lima sempat kesulitan untuk mengembangkan usahanya karena beberapa faktor seperti kerja sama yang meraka lakukan dengan bank non syari’ah atau rentenir yang memberikan pinjaman modal dengan bunga yang menyulitkan pedagang kaki lima.
142801582 | 14 MOH p 582 | Perpustakaan Universitas Nurul Jadid | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Koleksi Digital |
Tidak tersedia versi lain