Electronic Resource
STRATEGI PENERAPAN BUDAYA RELIGIUS DI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN (STUDY KASUS: DI SMP NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO)
Penelitian ini berangkat dari sebuah keadaan dimana dunia pendidikan dihadapakan dengan berbagai macam masalah seperti masuknya budaya barat, masalah dekadensi moral semakin meningkat. Pendidikan agama yang diajarkan di sekolah juga masih berorientasi pada aspek teori semata. Salah satu cara untuk menanamkan nialai-nilai agama dan membiasakan pada siswa adalah melalui budaya religius di sekolah. Budaya religius di sekolah sangatlah diperlukan untuk mewujudkan pribadi manusia khusunya peserta didik agar tercipta generasi muda yang religius dan taat pada agama. Keberhasilan budaya religius di sekolah tentunya tidak lepas dengan peran semua staf pendidik yang berada dalam lingkungan sekolah tersebut. seperti halnya kepala sekolah, guru, karyawan, dan lain-lain.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan datanya dengan menggunakan metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi. Dan dalam menganalisa data yang terkumpul penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain; 1) Bagaimana strategi budaya religius berbasis pesantren yang diterapkan di SMP Nurul Jadid Paiton Probolinggo? 2) Apa saja bentuk-bentuk budaya religius berbasis pesantren di SMP Nurul Jadid Paiton Probolinggo 3) Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menerapkan budaya religius berbasis pesantren di SMP Nurul Jadid Paiton Probolinggo?
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa: 1) Strategi budaya religius berbasis pesantren yang diterapkan di SMP Nurul Jadid Paiton Probolinggo adalah, melalui keteladanan, melalui pembiasaan, melalui nasehat. 2) Bentuk-bentuk budaya religius berbasis pesantren di SMP Nurul Jadid Paiton Probolinggo adalah, shalat dhuhur berjamaah, membaca doa sebelum dan sesudah belajar, membaca asmaul husna. 3faktor pendukung ialah, adanya kerjasama semua warga sekolah, keaktifan siswa, kerjasama dari orang tua, waktu, lingkungan yang mendukung, empat yang tersedia. Faktor penghambat ialah: faktor guru yang tidak profesional, dana, lat yang tersedia.
143306271 | Perpustakaan Universitas Nurul Jadid | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Koleksi Digital |
Tidak tersedia versi lain