Electronic Resource
KONSEP KELUARGA BERENCANA DALAM AL-QUR’AN (STUDI ANALISIS ATAS AYAT-AYAT KELUARGA BERENCANA DALAM TAFSIR AL-AZHAR KARYA HAMKA)
ABSTRAK
Fajrih, Siti, Rofiah. 2018. Konsep Keluarga Berencana Dalam al-Qur‟an (Studi Analisis atas Ayat-Ayat Keluarga Berencana Dalam Tafsir al-Azhar Karya Hamka). Skripsi, Jurusan Ilmu al-Qur‟an Dan Tafsir, Fakultas Dakwah Dan Ushuluddin, Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Pembimbing: (I) Dr. Umar Manshur, MA., (II) Luthviyah Romziana, M.Th.I Kata Kunci: Keluarga Berencana, Tafsir al-Azhar.
Melihat maraknya program keluarga berencana dari pemerintah, kita perlu mengetahui bagaimana program keluarga berencana di tinjau dari sisi ilmu tafsir. Di dalam penelitian ini, peneliti memilih mufassir Nusantara (Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA)) untuk menemukan pertanyaan dari apa yang peneliti cari. Hamka merupakan tokoh mufassir Nusantara yang di akui keilmuannya dan memiliki pemikiran netral tanpa berpihak pada satu madẓḥab tertentu. Realisasi program keluarga berencanapun juga di mulai pada masa hidup mufassir Hamka.
Dalam penelitian ini, penulis mengkaji bagaimana pendapat Abdul Malik Karim Amrullah tentang program keluarga berencana dalam tafsir al-Azhar. Dan bagaimana relevansi penafsiran Abdul Malik Karim Amrullah tentang ayat yang berkaitan dengan program keluarga berencana dengan kondisi Indonesia saat ini?
Penelitian yang digunakan adalah metode library research. Data utama di dalam penelitian ini adalah surat al-An‟ām ayat 151 dalam tafsir al-Azhar karya Abdul Malik Karim Amrullah. Sementara, data pendukung dalam penelitian ini adalah hal-hal terkait dengan efek samping dan penyalahgunaan alat kontrasepsi dalam program keluarga berencana. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pendapat Hamka terhadap program keluarga berencana terbagi menjadi beberapa point yaitu: Pertama, pembatasan anak pada zaman Rasulullah pernah dilakukan dengan cara „azl. Namun, hal itu di karenakan kondisi kesehatan istri. Kedua, usaha pemerintah terhadap propaganda program keluarga berencana dalam negara-negara yang ekonominya lemah, sementara perbentengan rohaninya tidak seimbang, program ini hanya menimbulkan gejala-gejala yang tidak diinginkan. Ketiga, Pelaksanaan program keluarga berencana memiliki unsur politik di belakangnya. Keempat, apabila alat kontrasepsi dalam keluarga berencana berfungsi untuk merusak sel yang telah dibuahi, maka itu termasuk abortus. Sedangkan, relevansi penafsiran Hamka dapat kita katakan relevan. Hal ini dapat kita lihat dari dua dampak negatif yang ia paparkan, yakni kesehatan mental dan kemerosotan moral.
141100021 | 14 SIT k 021 | Perpustakaan Universitas Nurul Jadid | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Koleksi Digital |
Tidak tersedia versi lain